Kabupaten Toraja Utara dikenal karena memiliki wisata
yang beraneka jenis dan paling banyak dibanding Kabupaten Tana Toraja. Meski
jarak dari Makassar (Sulawesi Selatan) ke Toraja memakan waktu hampir 8 jam
lewat darat, tetap tak menyurutkan wisatawan untuk datang ke destinasi wisata
yang sarat adat istiadat yang unik dan menarik tersebut.
Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata
(Asita) Bali, I Ketut Ardana, destinasi wisata Toraja sudah sejak lama dikenal
wisatawan, terutama wisatawan Eropa.
Penting diketahui pariwisata di Toraja tak melulu soal
upacara adat kematian (Rambu Solo) maupun upacara syukuran (Rambu Tuka). Masih
banyak jenis objek wisata nan beragam mulai dari alam, Kerajinan, Agro, hingga
religi dan pada umumnya memiliki wisata Budaya dan Sejarah yang dapat anda
kunjungi di daerah yang selangkah lagi menuju World Heritage
oleh (PBB-Unesco) ini. Berikut beberapa obyek wisata menarik di wilayah
tersebut.
Lokomata
Obyek wisata ini disebut Lokomata, karena berbentuk bulat dan menyerupai kepala manusia. Batu raksasa alam ini digunakan sebagai liang (kuburan) oleh masyarakat yang bermukim di sekitar Desa Pangden, dengan cara membuat lubang pada baru raksasa. Ukuran lubang disesuaikan dengan ukuran peti jenazah yang nantinya akan di masukkan ke dalang liang. Lokasi Lokomata berada di desa Pangden ±30 km dari Kota Rantepao, atau berada di lereng Gunung Sesean, dengan ketinggian kurang lebih 1.400 meter di atas permukaan laut. Tempat wisata ini begitu unik, menawan, dan fantastik untuk dikunjungi. Karena selain melihat liang, pengunjung juga disuguhkan panorama alam yang begitu indah, serta deru arus sungai di bawah kaki kuburan terlihat begitu alami.
Sungai Sa’dan, Mai’ting, Maulu dan Ma’dong
Ranteallo
Di Ranteallo, Kecamatan Tallunglipu ini, wisatawan akan menemukan rumah adat Toraja yang posisinya saling berhadap-hadapan. Yang unik, di rumah-rumah warga yanag berada di belakang rumah adat ditemukan kandang babi dan kerbau.
Di Ranteallo, Kecamatan Tallunglipu ini, wisatawan akan menemukan rumah adat Toraja yang posisinya saling berhadap-hadapan. Yang unik, di rumah-rumah warga yanag berada di belakang rumah adat ditemukan kandang babi dan kerbau.
Kerbau belang di Ranteallo untuk
upacara adat masyarakat Toraja. Harga sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.
Bagi warga
Toraja, babi dan kerbau merupakan persembahan pada upacara adat. Mau tahu
berapa berat dan harganya? Babi di Ranteallo ini memiliki berat di atas 200
kilogram seharga Rp 15 juta. Sementara kerbau belang di sini seharga sekitar Rp
500 juta sampai Rp 600 juta.
Batutumonga
Di sini terhampar sawah yang luas dan batu-batu besar teronggok di sembarang tempat. Keberadaan batu-batu besar ini bagi warga Toraja dijadikan sebagai liang atau kuburan batu. Biasanya satu keluarga memiliki satu tempat khusus. "Setiap tahun ada bersih-bersih kuburan, biasanya setelah panen. Baju jenazah yang disimpan diganti. Tandanya ada pintu, berarti ada jenazah," kata Soba.
Batutumonga terletak sekitar 24 km dari Kota Rantepao, lokasinya di lereng Gunung Sesean. Dari sini, wisatawan bisa melihat panorama alam yang sangat indah, seperti hamparan sawah yang tersusun rapi atau mirip dengan persawahan di Bali, dan Kota Rantepao dilihat dengan jelas.
Di sini terhampar sawah yang luas dan batu-batu besar teronggok di sembarang tempat. Keberadaan batu-batu besar ini bagi warga Toraja dijadikan sebagai liang atau kuburan batu. Biasanya satu keluarga memiliki satu tempat khusus. "Setiap tahun ada bersih-bersih kuburan, biasanya setelah panen. Baju jenazah yang disimpan diganti. Tandanya ada pintu, berarti ada jenazah," kata Soba.
Batutumonga terletak sekitar 24 km dari Kota Rantepao, lokasinya di lereng Gunung Sesean. Dari sini, wisatawan bisa melihat panorama alam yang sangat indah, seperti hamparan sawah yang tersusun rapi atau mirip dengan persawahan di Bali, dan Kota Rantepao dilihat dengan jelas.
Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya
terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana
peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya
dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Londa terletak de Desa
Sendan Uai, Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao,
Tana Toraja.
Lemo
Berada di km 9 jurusan Makale-Rantepao masuk 600 meter. Lemo adalah salah satu kuburan leluhur Toraja, hasil kombinasi antara ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kreasi tangan terampil Toraja pada abad XVI (dipahat) atau Liang Paa’. Jumlah lubang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah 40 buah sebagai lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di Desa Lemo. Diberi nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.
Sejak tahun 1960, obyek wisata ini telah ramai dikunjungi oleh para wisatawan asing dan domestik.
Pengunjung dapat pula melepaskan keinginannya dan membelanjakan dollar atau rupiahnya pada kios-kios suvenir. Atau berjalan-jalan di sekitar obyek ini menyaksikan buah-buahan pangi yang ranum kecoklatan yang siap diolah dan dimakan sebagai makanan khas suku toraja yang disebut “Pantollo Pamarrasan”.
Kete Kesu
Dikenal sebagai desa wisata di Kabupaten Toraja Utara. Letak Kete Kesu sekitar 4 kilometer sebelah tenggara Rantepao. Di Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Teruslah berjalan mendekati tebing dan menaiki tangga.
Dikenal sebagai desa wisata di Kabupaten Toraja Utara. Letak Kete Kesu sekitar 4 kilometer sebelah tenggara Rantepao. Di Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Teruslah berjalan mendekati tebing dan menaiki tangga.
Di sini terdapat kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun. wisatawan akan menemukan kuburan batu yang menyerupai sampan atau perahu yang
menyimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kuburan batu
diletakkan menggantung di tebing atau goa. Terkadang tengkorak dan tulang
berserakan di samping peti jenasah.
Beberapa makam adat di Kete Kesu terlihat ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat. Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional di Kete Kesu tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran rapi. Menurut Soba, peti berukir kerbau berarti jenazah laki-laki, sedangkan peti berukir babi melambangkan jenazah perempuan.
Beberapa makam adat di Kete Kesu terlihat ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat. Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional di Kete Kesu tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran rapi. Menurut Soba, peti berukir kerbau berarti jenazah laki-laki, sedangkan peti berukir babi melambangkan jenazah perempuan.
Bulan Desember merupakan puncak festival di Toraja,
termasuk di Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Tana Toraja, di mana akan
digelar "Lovely December" pada akhir Desember.